Minggu, 16 Mei 2010

Membangun Peradaban! Belajar pada Muhammad SAW




“Sesunggguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang merubah diri-diri mereka sendiri …”
(QS. Ar-Ra’d:11)
Text Box: Andri Al-FatihSebuah narasi besar tentang sebuah peradaban belum ada pengaruhnya bagi bangsa kita. Sepertinya Mimpi kita yang terlalu besar untuk negeri ini, harapan kita terlalu besar terhadap bangsa ini, Rakyat belum memahami arti dari sebuah peradaban yang kita wacanakan, mereka bisa makan, itu sudah cukup!!. apa artinya janji kemenangan yang belum pasti. Narasi-narasi besar tentang sebuah peradaban baru hanyalah sebuah kekosongan. Biarkan para ilmuan meneliti tentang sebuah kebangkitan, biarkan para ulama bercerita tentang kejayaan sejarah negeri ini, tetapi itu tidak akan ada pengaruhnya bagi rakyat ini. Itulah yang terjadi saat ini!! Mereka sudah bosan dengan kehidupan. Jalan raya, kolong jembatan, trotoar; Itu lebih mereka nikmati dan mereka cintai. Kehidupan yang demikian sepertinya lebih menjanjikan kehidupan mereka. Rakyat juga sudah bosan dengan janji-janji para penipu, mereka sudah babak belur dengan pergantian para pemimpin negeri yang tak memberi pengaruh berarti bagi kehidupan mereka.
Kita memang harus belajar banyak pada seseorang, narasi besar kita belum cukup!!. Kita harus mengakui bahwa dahulu pernah ada seorang manusia biasa yang hidup diantara masyarakat arab badui yang tidak mengerti apa-apa, tak ada tekhnologi yang berkembang, gurun sahara yang tak memungkinkan mereka menjadi bangsa besar, peradaban kuno yang tak pernah dipandang oleh peradaban manapun, krisis moral, perperangan lebih mereka cintai daripada jalan damai. Dibalik itu semua, seorang lelaki telah datang membawa sebuah misi baru, sebuah ajaran baru, narasi baru, yang mereka sebut ar-Risalah. Tiba-tiba saja bangsa arab badui itu telah menjadi generasi penakhluk, mereka telah memulainya dari sebuah Negara baru yang bernama madinah, penakhlukan kota Mekkah, dan 4 (empat) tahun sepeninggal lelaki itu generasinya telah Menjatuhkan Imperium Persia, belanjut ke irak dan syam. Tahun-tahun berikutnya hanyalah tahun penakhlukan; di mesir, Alexandria, Cyprus, Rhdes, dan Armenia. Delapan abad kemudian konstatinopel telah jatuh ketangan Islam dibawah kekuasaan pengikutnya yang bernama Muhammad Al-fatih.
Tak banyak rahasia tentang lelaki itu yang kami ketahui, orang bilang ia hidup dengan penuh kesederhanaan, hidup selayaknya manusia biasa. Hanya itu yang kami tahu, tapi satu yang pasti!! kami harus belajar pada lelaki itu. Orang-orang bilang lelaki itu bernama: Muhammad bin Abdullah!!

oleh : Andri Al-Fatih